Disusun
Oleh : Kelompok 1
Ni Luh Putu Eka Agustini (1111031037)
Ni Wayan Meliawati (1111031097)
Ni Made Ayu Beniasih (1111031129)
Ngakan Putu Sindu Wija Putra (1111031149)
I Ketut Restana Asta (1111031169)
A.A Istri Virnayanti (1111031079)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak
SD kita telah mempelajari dan mengenal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
yang sering kita terapkan dalam kehidupan sehari–hari.
Setiap saat kita diwajibkan untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi satu
sama lainnya. Itu adalah salah satu contoh nyata dari penerapan Ilmu Sosial di
sekitar kita.
Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran atau suatu program pendidikan
memadukan konsep–konsep terpilih dari ilmu–ilmu sosial untuk membina warga negara
yang baik. Di Sekolah Dasar (SD) kita telah memulai belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, melalui pembelajaran
tersebut diharapkan siswa dapat memiliki pengetahuan, wawasan dan menerapkan
konsep–konsep dasar ilmu sehingga siswa akan memiliki kepekaan terhadap
lingkungan disekitarnya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan
masalah–masalah sosial yang ada. Melalui pelajaran IPS ini, diharapkan siswa
dapat menjadi warga negara yangbaik.
Disini,
kita sebagai calon guru yang baik, dituntut untuk dapat menjelaskan, memahami,
dan menerapkan konsep–konsep dasar IPS dengan baik karna kita dharus mengajar
dan membina siswa agar mereka paham dengan apa yangkita sampaikan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaiman kedudukan Ilmu
Sosial dalam kehidupan sehari–hari?
2.
Apakah pengertian dari
fakta, konsep dan generalisasi dan bagaimana hubungannya?
3.
Apa saja yang termasuk
bagian dari konsep–konsep dasar ilmu sosial?
1.3 Tujuan
1.
Menjelaskan kedudukan
Ilmu Sosial dalam kehidupan sehari hari.
2.
Membedakan pengertian
fakta, konsep dan generalisasi dalam ilmu sosial dan hubungannya.
3.
Menjelaskan konsep–konsep
dasar ilmu sosial.
1.4 Manfaat
1.
Mengetahui kedudukan
ilmu sosial dalam kehidupan sehari–hari
2.
Memahami pengertian
fakta, konsep dan generalisasi dan hubungannya.
3.
Mengetahui bagian–bagian
dari konsep dasarilmu sosial dan pengertiannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kedudukan Ilmu Sosial dalam Bidang Ilmu
Di bangku SLTA
mungkin diajarkan beberapa mata pelajaran, misalnya ekonomi, sejarah, kimia,
fisika, matematika dan lainnya. Macam-macam mata pelajaraan tersebut disebut
juga sebagai bidang ilmu atau disiplin ilmu yang merupakan hasil dari suatu
proses perkembangan ilmu pengetahuan dari dahulu sampai sekarang. Dalam
perkembangannya, ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari sejak zaman Yunani
kuno, dimana pada zaman tersebut semua pengetahuan belum terbagi-bagi atau
terspesialisasi dalam satu kesatuannya. Yang berkembang pada masa itu hanya
filsafat, seperti filsafat alam dan filsafat social (N. Daldjoeni, 1981). Dalam
hal ini filsafat alam akan menghasilkan ilmu-ilmu alamiah sedangkan filsafat
social menghasilkan ilmu-ilmu sosial. Dari uraian sejarah tersebut, dapat dikatakan
filsafat merupakan induk atau sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan saat
ini. Dari filsafat akan lahir tiga cabang ilmu pengetahuan yang masing-masing
dari ketiga ilmu tersebut akan terbagi lagi kedalam disiplin ilmu atau
spesialisasi yang bila diuraikan lebih dalam lagi sebagai berikut:
1.
Ilmu-ilmu
alamiah (natural sciences), meliputi:
fisika, kimia, biologi, dan juga matematika.
2.
Ilmu-ilmu social
(social sciences), meliputi: ekonomi,
sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, dan lainnya.
3.
Ilmu-ilmu
budaya (humanities), meliputi: ilmu bahasa, kesusastraan, kesenian, dann
sebagainya.
Dari uraian ilmu pengetahuan diatas dapat dikatakan
bahwa ilmu-ilmu social pada awalnya juga berinduk pada filsafat yang seiring
dengan perkembangan iptek mulai memisahkan diri dari ilmu-ilmu alamiah dan
ilmu-ilmu budaya. Ilmu sosial akhirnya terpecah-pecah ke dalam cabang ilmu yang
berbeda fokus dan metode kajiannya yang dalam perjalannya dari satu ilmu sosial
yang satu lahirlah geogarafi,sejarah, antropologi, ilmu politik, ilmu hokum,
psikologi, ilmu ekonomi dan lainnya. Kalau dilihat secara sepintas macam ilmu
sosial diatas, akan dapat dilihat suatu persamaan dalam hal pengkajiannya
tentang manusia pada umumnya. Namun dalam hal tinjauannya masing-masing cabang
ilmu sosial di atas meninjau dari sudut yang berbeda satu sama lainnya untuk
memperoleh stuktur ilmunya masing-masing.
2.2 Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi
Struktur
ilmu dari masing-masing cabang ilmu social meninjau hal-hal dalam kehidupan
masyarakat yang berbeda pula. Penyusunan struktur ilmu pengetahuan, termasuk
ilmu social terdapat tiga tingkatan dari yang mengkhusus (sempit) ke yang
paling umum (paling luas),yaitu:
1. Fakta
2. Konsep
3. Generalisasi
Dimana
ketiga hal ini membangun materi ilmu-ilmu sosialn (Savage dan Armstrong,
1996:24).
a. Fakta
Fakta dapat
didefinisikan sebagai segala sesuatu
baik dalam bentuk informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan yang
dapat dipahami/dihayati dan dikumpulkan dimana kebenarannya dapat dipertanggung
jawabkan. Dalam hal ini, fakta memiliki jangkauan penjelasan yang terbatas
dimana merujuk pada suasana yang khusus dan keberlakannya terbatas (kurang
bersifat umum). Beberapa contoh sederhana fakta, yaitu:
·
Orientasi
Kehidupan Kampus (OKK) tahun 2011 dilaksanakan mulai tanggal 6 agustus sampai
11 agustus 2011;
·
Ramah Tamah
Jurusan PGSD di ketuai oleh Ni Luh Putu Evytasari Pebriani.
Fakta
menjadi suatu hal yang penting dalam stuktur atau susunan ilmu karena fakta
membantu dalam proses pembentukan konsep dan generalisasi,karena konsep dapat
dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang bersifat khusus
tidakdipelajari dalam kekosongan (Savage dan Armstrong, 1996:24). Walau
demikian untuk mampu memahami konsep dan generalisasi diperlukan pemilihan
fakta-fakta yang efektif dari sekian fakta yang ada.
Hubungan antara fakta dan konsep sangat
erat,sebagai ilustrasi ada sebuah contoh,misalnya Kegiatan Orientasi Kehidupan
Kampus (OKK)UNDIKSHA tahun 2011 diadakan mulai tanggal 6 agustus sampai 11
agustus 2011. OKK UNDIKSHA 20011 diadakan di Kampus Tengah UNDIKSHA. Tata
tertib dan perlengkap OKK di unggah di website UNDIKSHA.
Dari
fakta-fakta diatas tampak saling berhubungan danmembentuk suatu gagasan atau
konsep tentang Orientasi Kehidupan Kampus (OKK). Sehingga apabila ada yang
membaca fakta-fakta tersebut,maka fikirannya terbentuk suatu pengertian tentang
konsep OKK.
b.
Konsep
Secara sederhana konsep dapat diartikan sebagai suatu
penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal,
mengerti, dan memahami sesuatu tersebut. Atau jika dikaitkan hubungannya dengan
fakta diatas dapat dikatakan konsep adalah kumpulan beberapa fakta-fakta yang
tersusun secara sistematik sesuai literatur
yang berlaku. Pengertian lainnya tentang konsep ialah sesuatu yang
tersimpan dalam pikiran suatu pemikiran, suatu idea tau suatu gagasan (Moore
Skeel,1995:30). Dari beberapa pengertian tentang konsep,dapat dikatakan suatu konsep yang
dihadapi akan berbeda tergantung latar belakang atau pengalaman orang yang
melakukan konseptualisasi. Konsep dapat membantu mengorganisasikan informasi
atau data yang dihadapi yang ditempatkan dalam kategori-kategori atau
kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar datanya.
Konsep yang jika dikaitkan dengan fakta dapat
dikatakan sebagai suatu keterkaitan antar sejumlah fakta yang nantinya
diberikan lebel atau nama berupa kata-kata. Karakteristik yang dimiliki suatu
konsep disebut atribut,dimana atribut nantinya akan menjadi penjelas dari
konsep-konsep yang telah ditentukan. Sebagai contoh berikut misalnya memiliki
konsep “sepeda motor” dimana atribut penjelasnya adalah: 1) kendaraan beroda
dua, 2) digerakkan dengan mesin, 3) berbahan bakar premium. Mungkin konsep
diatas dapat dijelaskan dengan beberapa atribut yang mudah, tapi ada beberapa
konsep yang cukup sulit dijelaskan atributnya dengan kata-kata sederhana,
seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan, sosialisasi, dan konsep-konsep
lainnya.
c.
Generalisasi
Definisi generalisasi secara singkat dapat dikatakan
sebagai gabungan sebuah atau sejumlah konsep yang memiliki suatu keterkaitan
makna. Keterkaitan konsep dalam generalisasi akan berdampak pada keikutsertaan
fakta dalam hal ini, karena generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi
yang kebenarannya diperlukan pembuktian dan tanggung jawab. Sehingga
fakta-fakta yang terkumpul dan yang akan dijadikan sebagai suatu konsep harus
spesifik dan terkait dengan konsep dan genaralisasi yang akan dibuat. Sebagai
salah satu contoh misalnya:
·
“Ketika seorang
siswa SMA/SMK meningkat menjadi seorang mahasiswa baru, tanggung jawabnya pun meningkat”.
Generalisasi
berisi banyak konsep di dalamnya. Pada generalisasi di atas yang terdiri dari
konsep-konsep seperti “siswa SMA/SMK”, “mahasiswa baru”, dan juga “tanggung
jawab”. Jadi dapat dilihat pada contoh diatas generalisasi dibentuk dari beberapa
konsep yang terkait satu sama lain.
2.3
Konsep Dasar Ilmu Sejarah
Sejarah
dapat disebut sebagai salah satu cabang ilmu sosial. Sejarah selalu ada
kaitannya dengan apa yang terjadi di masa lalu. Akan tetapi, tidak semua yang
terjadi di masa lalu dapat di katakan sebagai sejarah. Cerita atau dongeng yang
bersifat fiktif tentang masa lalu atau diragukan pembuktiannya tidak tepat
untuk dapat sebagai pengajaran. Sejarah yang baik menceritakan tentang orang
dan kejadian dalam semangat pengkajian sehingga mendorong pendengar atau
pembacanya berpikir kritis tentang apa yang benar–benar terjadi. Sejarah sangat luas
artinya. Berikut adalah beberapa pengertian para ahli tentang sejarah.
1.
Menurut Benedetto Croce
(1951) sejarah merupakan rekaman kreasi jiwa manusia di semua bidang baik
teoritikal maupun praktikal. Kreasi spiritual ini senantiasa lahir dalam hati
dan pikiran manusia jenius,budayawan, pemikir yang mengutamakan tindakan dan
pembaru agama.
2.
Menurut sejarawan
Baverley Southgate (1996), pengertian sejarah dapat didefinisikan sebagai
“studi tentang peristiwa di masa lampau.”Dengan demikian,sejarah merupakan
peristiwa faktual di masa lampau,bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Definisi
menurut Baverley Southgate merupakan pemahaman paling sederhana. Pengertian
sejarah menurut Baverley menghendaki pemahaman obyektif terhadap fakta-fakta
historis. Metode penulisannya menggunakan narasi historis dan tidak dibenarkan
secara analitis (analisis sejarah).
3.
Moh. Yamin. Sejarah
adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa
peristiwa yang dibuktikan dengan kenyataan.
4.
R. Moh Ali, pengertian
sejarah ada 3 yaitu:
a) Sejarah
adalah kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa seluruhnya yang berkaitan dengan
kehidupan manusia.
b) Sejarah
adalah cerita yang tersusun secara sistematis (serba teratur dan rapi)
c) Sejarah
adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian pada
masa lampau.
5.
Patrick Gardiner .
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
6. J.V
Brice . Sejarah adalah catatan-catatan dari apa yang telah dipikirkan,
dikatakan dan diperbuat oleh manusia.. Pengertian sejarah berbeda dengan
pengertian Ilmu sejarah. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lalu
manusia sedangkan Ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari
peristiwa penting masa lalumanusia.
7. Ilmu pengetahuan
historis (sejarah) menurut Karl Popper adalah ilmu pengetahuan yang tertarik
pada peristiwa-peristiwa spesifik dan penjelasannya. Sejarah sering
dideskripsikan sebagai peristiwa-peristiwa masa lalu sebagaimana peristiwa itu
benar-benar terjadi secara aktual. Popper menyatakan bahwa dalam sejarah tidak
teori-teori yang mempersatukan. Dalam artian, kumpulan hukum universal yang
sepele digunakan dan diterima begitu saja (are taken for granted).
8. Menurut
Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin
kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu:
a)
sejarah tradisional
(tarikh naqli) adalah pengetahuan tentang
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
b)
Sejarah ilmiah (tarikh
ilmy), yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan
masa lampau yang diperoleh melaluipendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa
masa lampau.
c)
filsafat sejarah
(tarikh falsafi), yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang
membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang
menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang
menjadi masyarakat, bukan tentang mewujudnya saja.
9. Sejarah,
menurut Encarta adalah "pada pengertiannya yang luas, totalitas dari semua
kejadian masa lalu,"
10. Menurut Britannica
"disiplin yang mempelajari rekaman kejadian secara kronologis (menyangkut
negara dan manusia) berdasarkan pengujian kritis atas materi sumber dan
biasanyamenyajikan penjelasan atas penyebabnya,"
11. Wikipedia
menyebut . "Sejarah adalah narasi dan penelitian kejadian masa lalu yang
sinambung dansistematis."
12. Sejarah, menurut E.H. Carr
dalam buku teksnya What is History, adalah dialog yang tak pernah selesai
antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan
antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
13. Sejarah
menurut G.R. Elton dan Henry Pirenne berdasarkan studi displin ilmu yang
bersumber pada ; 1) Filologi
(ilmu yang mempelajari tulisan dan bahasa pada naskah-naskah kuno; daun lontar,
daluwang, kertas), 2) Epigraf (ilmu yang
mempelajari tulisan dan bahasa kuno pada batu, kayu, logam, dikenal sebagai
prasasti), 3) Arkeologi
(ilmu yang mempelajari benda-benda peninggalan sejarah/artefak).
Sejarah
merekam sejumlah aspek kejadian, baik aspek social, budaya, geografi, ekanomi
dan politik. Inilah yang menyebabkan sejarah dikatakan sebagai pondasi dari
ilmu sosial. Sebagai akibatnya, maka konsep utama dalam sejarah adalah waktu
dan kejadian.
Sumbangan
ilmu sejarah bagi ilmu sosial bagi ilmu sosial berupa kumpulan tentang
pengetahuan masa lalu, yang memberikan pandangan bermakna terhadap apa yang
sedang terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan di masa yang akan dating.
Hal ini dapat merupakan penjelasan tetntang hubungan sebab akibat di dalam
kehidupan. Peristiwa – peristiwa tidak pernah terjadi dalam kekosongan,
melainkanada sesuatu yang akan di pengaruhi olehnya.
Salah
satu kesulitan guru sejarah adalah melakukan pilihan konsep–konsep sejarah dan
memberi arah atau makna bagi siswa dan kehidupannya. Suatu hal yang tidak di
harapkan adalah bahwa para siswa belajar semua kumpulan sejarah pengetahuan
sejarah sebagai hafalan belaka. Pengetahuan sejarah atau peristiwa-peristiwa sejarah
tersebuat harus di seleksi,sesuai dengan kelayakan usia siswa dan kemaknaannya
untuk masa sekarang dn masa yg akan datng. Para siswa perlu di latih menemukan
hubungan antara peristiwa sejarah.
2.4
Konsep Dasar Geografi
Geografi
merupakan ilmu social yang memiliki kajian tentang ruang dan jarak yang menjadi
tempat tinggal manusia. Dalam geografi, konsep-konsep yang sering digunakan
adalah:
v Lokasi,
menentukan lokasi atau menemukan suatu tempat di permukaan bumi ini memerlukan
keterkaitan dengan tempat-tempat yang diketahui.
v Posisi
(kedudukan), saat ini ditentukan oleh garis latitude dan longitude.
v Tempat
(site), merujuk pada lokasi pada suatu tempat yang pasti dengan suatu gambaran
atau sumber-sumber daya setempat.
v Distribusi
(pembagian), berarti dimana orang–orang hidup diatas bumi.
v Arrangement
(perancangan), merujuk pada bagaimana benda-benda ditempatkan di tempat
orang-orang hidup.
1. Lokasi, adalah konsep utama yang akan
digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:
a. Lokasi Absolut,
lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap.
b. Lokasi Relatif,
lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah.
2. Jarak, yaitu panjang antara dua tempat.
Terdiri antara atas :
a. Jarak Mutlak, satuan
panjang yang diukur dengan kilometer.
b. Jarak Relatif, jarak
tempuh yang menggunakan satuan waktu
3. Keterjangkauan, menyangkut ketercapaian untuk
menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa
yang digunakan dan sebagainya.
4. Pola, berupa gambar atau fenomena
geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan
lain-lain.
5. Morfologi, menunjukkan bentuk muka bumi
sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran
tinggi dan pegunungan.
6. Aglomerasi, pengelompokan fenomena di suatu
kawasan dengan latar belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak
positif.
7. Nilai Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu
wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
8. Interaksi Interdependensi, keterkaitan ruang antara satu
dengan yang lain, misalnya interaksi antara desa dengan kota.
9. Diferensiasi Area, daerah-daerah yan terdapat di muka
bumi berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh
suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya.
10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu
unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat.
Geografi mengkaji gambaran fisik
dari daerah, faktor–faktor cuaca, kepadatan penduduk, sumber-sumber alam,
penggunaan tanah, produksi pertanian, industry, ekspor dan impor.
2.5 Konsep
Dasar Ilmu Ekonomi
Istilah
ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikonomeia. Kata ini sebenarnya terdiri
dari dua suku kata yaitu oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti
peraturan. Dengan demikian arti sesungguhnya dari oikonomeia yaitu mengatur
rumah tangga. Rumah tangga di sini adalah dalam pengertian luas, jadi bukan
rumah tangga dalam arti sehari-hari.
Rumah tangga ini berarti setiap bentuk kerjasama manusia untuk mencapai kemakmuran atas dasar prinsip ekonomi. Misalnya rumah tangga konsumsi, rumah tangga perusahaan, rumah tangga negara, dll. Kalau kita simpulkan maka ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran dalam memenuhi kebutuhannya.
Ilmu pengetahuan ekonomi lahir pada abad ke-18, yaitu pada saat Adam Smith menuangkan dalam “inquiry into the nature and causes of wealth of nations” (tahun 1776), mambahas ekonomi secara sistematis dan bersifat menyeluruh yang dituangkannya di dalam teori-teori ekonomi. Sejak Adam Smith-lah baru masalah ekonomi diuraikan secara ilmu pengetahuan, sehingga ia dianggap sebagai bapak ilmu ekonomi. Pendapat-pendapat tentang ekonomi sebelum Adam Smith belum dapat dianggap sebagai ilmu ekonomi, berhubung pembahasannya belum sistematis dan tidak bersifat menyeluruh.
Perhatian utama seorang ahli
ekonomi adalah pada kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan kebutuhan mereka
yang tidak terbatas ke pada sumber–sumber daya mereka yang terbatas. Seorang
ahli ekonomi tertarik pada tindakan masyarakat dalam menggunakan sumber–sumber
daya , baik sumber daya manusia, maupun sumber daya fisik (alam), dalam
menghasilkan barang dan jasa dan pendistribusian pada masyarakat. Ia akan mencari jawaban terhadap
pertanyaan–pertanyaan tentang apa, bagaimana, kapan dan untuk siapa memproduksi
barang tersebut.
Menurut Martin dan Miller (Skeel, 1995:35) masyarakat
yang berbeda mengahasilkan sistem ekonomi yang berbeda. Tugas utama ekonomi
adalah menjelaskan persamaan–persamaan esensial dan hakikat perbedaan–perbedaan
dalam kehidupan ekonomi pada masyarakat yang berbeda itu, sehingga seseorang
dapat memahami dengan lebih baik tentang kondisi–kondisi tempat dan hidup dan
memahami alternatif–alternatif yang terbuka baginya.
Konsep – konsep yang paling
dasar dalam ilmu ekonomi adalah Kelangkaan (scarcity), Spesialisasi (specialization) , Saling
ketergantungan (interdependence), Pasar (market) dan Kebijakan Umum (public policy). Disini kita
akan membahas satu persatu bagian dari konsep–konsep dasar ilmu ekonomi yaitu :
1.
Kelangkaan
Kelangkaan berarti bahwa suatu pilihan harus dibuat dalam
pengalokasian sumber–sumberdaya tertetu, apakah uang, waktu atau minyak bumi,
yang ingin digunakan masyarakat sesuai keinginannya, sehingga masyarakat harus
membuat pilihan.
Contohnya : Kelangkaan minyak bumi atau Bahan bakar Minyak (BBM) sejak kurun waktu 3
tahun yang lalu mulai mengalami penurunan produksi karena sulitnya atau
berkurangny sumber daya alam yang mengakibatkan kelangkaan minya bumi, Selain
itu juga semakin banyaknya kebutuhan akan minyak bumi adalah salah satu faktor
yang menyebabkan semakin sulitnya untuk memperoleh minyak bumi tersebut.
2.
Spesialisasi
Spesialisasi merujuk pada pembuatan pilihan yang sepenuhnya atau
seutuhnya hanya pada satu macam tugas.
Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan pembuatan makanan, Beni
bekerja hanya membersihkan kotoran makanan, Gung Ani hanya memotong makanan,
dan Eka hanya membungkus makanan. Tiap–tiap pekerja sudah secara spesialisasi
atau secara khusus hanya mengerjakan satu tugas khususnya.
3.
Saling Ketergantungan
Saling Ketergantungan menggambarkan adanya ketergantungan/keterkaitan
antara seseoranga dengan orang lainnya. Seseorang tidak dapat menghasilkan
semua hal yang dibutuhkan dan ia tergantung pada jasa orang lain.
Contoh: Misalnya anda tidak mungkin bisa memenuhi semua kebutuhan
anda. Baju, sepatu, buku, alat tulis, makanan, juga pelayanan jasa yang anda
butuhkan sehari–hari tentu anda tidak dapat memenuhi sendiri. Sehingga anda
akan tergantung pada barang–barang dan jasa yang disediakan oleh orang lain.
4.
Pasar
Konsep pasar berarti ada perimbangan antara kebutuhan terhadap
barang dan jasa yang telah dihasilkan atau disediakan.
Contoh: dalam suatu pasar jika kebutuhan terhadap suatu barang
atau jasa tersebut banyak makan barang dan jasa akan disediakan untuk memenuhi
semua kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat, sehingga antara kebutuhan dan
persediaan antara barang dan jasa menjadi seimbang.
5.
Kebijaksanaan Umum
Konsep kebijaksanaan umum adalah suatu pola membuat keputusan yang
menentukan apa yang akan dan tidak akan diproduksi atau dilakukan.
Contoh: Bila dalam suatu perusahaan memproduksi suatu barang yang
akan diperjual belikan, namun ternyata barang tersebut tidak layak untuk
digunakan, maka akan dikeluarkanny kebijaksanaan umum untuk tidak mengizinkan
produk tersebut di edarkan.
2.6 Konsep
Dasar Ilmu Politik dan Pemerintahan
Ilmu politik merupakan ilmu yangmempelajari hal ihwal kenegaraan
atau politik. Untuk dapat memenuhi apakah ilmu polotik dan apa konsep-konsep
yang dibahas dalam ilmu politik, maka kita perlu terlebih dahulu memahami
apakah politik itu. Miriam Budiarjo (1972) menyatakan bahwa
politik adalah macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik(atau negara)
yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan.
Politik
selalu menyangkut kepentingan tujuan-tujuan dari seluruh masyarakatdan bukan
tujuan pribadi seorang. Pengambilan keputusan (decision
making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu dilakukan
melalui seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari
tujuan-tujuan yang telah dipilih itu. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu
perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaa umum (public
policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution)
atau alokasi kekuasaan dan sumber-sumber yang ada. Pelaksanaan
kebijaksanaan-kebijaksanaan itu perlu dimiliki kekuasaan (power)
dan kewenangan (authority) yang akan dipakai baik untuk membina kerjasama ataupun
untuk menylesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini.
Dari penjelasan
di atas dapat kita tarik beberapa konsep pokok ilmu polotik, yaitu: negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijaksanaan, dan pembagiankekuasaan, demokrasi, dan lain-lain.
Sementara itu Skeel
(1995) menambahkan konsep ilmu politik lainnya yang perlu dipahami
yaitu sosialisasi polotik, keabsahan (ligitimacy), kewenangan (authority)
dan perilaku politik
(political behavior).
Negara adalah
suatu organisasi yang meliputi wilayah, sejumlah rakyat dan mempunyai kekuasaan
berdaulat ke luar dan ke dalam. Setiap negara memiliki sistem politik yaitu pola
mekanisme (pelaksanaan) kekuasaan. Sedangkan yang dimaksud kekuasaan adalah
hak dan kewenangan dan tanggung jawab untuk mengelola tugas tertentu. Kekuasaan (negara)
mampu mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
ketentuannya. Kekuasaan ini bisa berada pada tingkat nasianal, kelompok sosial,
kelompok keagamaan ataupun pada keluarga. Keabsahan (ligitimacy)
berkaitan dengan legalisasi dan penerimaan masyarakat. Sistem politik bersifat
lebih tinggi daripada kekuasaan masyarakat.
Keputusan adalah penentu pilihan di antara beberapa
alternatif. Sedangkan istilah pengambilan
keputusan (decision making) menunjuk pada proses yang terjadi sampai
keputusan itu tercapai. Menurut Miriam Budiarjo(1972) pengambilan keputusan
sebagai konsep pokok ilmu menyangkut keputusan-keputusan yang diambil secara
kolektif dan yang mengikat seluruh masyarakat.
Sementara itu yang dimaksud dengan
kebijaksanaan (policy) adalah pola kebijaksanaan dan atau proses penentuan
keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik (misalnya
partai politik) dalam usaha pemilihan tujuan-tujuan dan cara-cara untuk
mencapai tujuan-tujuan itu. Pihak yang membuat kebijaksanaan itu pada
prinsipnya mempunyai kekuasaan untuk melaksanakannya. Sedangkan yang dimaksud
pembagian dan alikas
(distribution and allocatian) adalah pembagian dan penjatahan dari
kekuasaan dalam masyarakat.
Yang dimaksud dengan sosialisasi politik adalah proses pembinaan
politik masyarakat agar mereka memahami hal ihwal politik secara baik dan
benar. Dengan kata lain, sosialisasi politik merupakan upaya agar warga
masyarakat dapat berpartisipasi dalam sistem politik yang berlaku. Sementara
itu, kewenangan (authority) adalah hak yang sah dari individu-individu untuk
melaksanakan kekuasaan terhadap orang lain. Sedangkan perilaku politik(political
behavior) adalah suatu cara yang dilakukan individu-individu dalam melaksanakan
hak dan kewajibannya.
Sehubungan ilmu politik terhadap ilmu pengetahuan sosial adalah
menyediakan informasi dasar mengenai proses, perilaku, dan lembaga-lembaga
politik, juga tentang hubungan diantara warga negara, kebijaksanaan umum, dan
gagasan tentang pemerintah, seperti demokrasi, keadilan, dan kesamaan. Melalui
ilmu pengetahuan sosial yang disumbang oleh ilmu polotik ini para siswa dapat
belajar bagaimana kejadian-kejadian politik berpengaruh pada kehidupan mereka
begitu juga bagaimana mereka tersosialisasikan atau belajar untuk berpartisipasi
di dalam sistem politiknya (negaranya).
2.7 Konsep
Dasar Sosiologi
Para
ahli sosiologi menaruh perhatian pada perilaku dan lembaga serta interaksi
antar individu dan kelompok/asosiasi dalam masyarkat. Konsep-konsep utama
dalam sosilogi mencakup kelompok , lembaga, peran, norma, nilai, sosialisasi,
dan masyarakat.
Konsep kelompok
menunjukan pada sejumlah orang yang hidup bersama dalam mencapai satu tujuan.
Konsep lembaga atau pranata. Menurut
Soerjono Soekanto lembaga atau pranata adalah himpunan dari norma-norma dari segala tindakan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi
pranata sosial pada dasarnya bermula
dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi, yang pemenuhannya
memerlukan keteraturan.
Peran sebagai konsep sosiologi dapat diartikan
sebagai fungsi peran oleh seorang dalam suatu lembaga sesuai dengan kedudukan
atau statusnya. Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses membantu individu
melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara
berfikir kelompoknya,agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Dengan kata lain sosialisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai, peran
dan semua persyaratan lainnya yang
diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.
Konsep norma, menurut Robert MZ Lawang norma adalah
patokan prilaku dalam suatu kelompok tertentu. Sementara itu nilai adalah apa
yang dianggap penting atau berharga bagi individu atau kelompok. Menurut Lawang
nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas, yang berharga,
yang mempengaruhi prilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.
Sosiologi memberikan sumbangan kepada ilmu
pengetahuan sosial berupa pemahaman tentang bagaimana lembaga-lembaga sosial
berkembang dan bagaimana orang-orang berinteraksi didalamnya.
2.8 Konsep
Dasar Antropologi
Antropologi adalah semua hal
tentang manusia, dan tidak hanya terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi
mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek melainkan dari segala
aspek. Secara etimologi, antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan
Logos. Antrop berarti manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi, atau
ilmu. Ilmu pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat,
berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari
antropologi adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku bangsa, kebudyaan,
dan perilakunya.
Macam-macam Jenis Cabang Ilmu Antropologi
1. Antropologi fisik
a. Paleontologi, yaitu ilmu
yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti
fosil
b. Somatologi, yaitu ilmu yang
mempelajari keberagaman ras manusia dengan cirri-ciri fisik.
2. Antropologi budaya
a. Prehistori, yaitu ilmu yang
mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenai tulisan
b. Etnolinguistik antrologi,
yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia
c. Etnologi, yaitu ilmu yang
mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa
yang ada di dunia
d. Etnopsikologi, yaitu yang
mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu kepada bangsa dalam proses
perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep
psikologi.
Fase-Fase
Perkembangan Antropologi
1.
Fase Pertama (Sebelum1800)
Pada fase ini, masyarakat pribumi yang ada di Asia, Afrika,dan Amerika
mulai didatangi oleh bangsa Eropa sejak akhir abad ke-15. pada masa itu mulai
terkumpul suatu besar himpunan buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan
sebagainya yang ditulis oleh para musafir, pendeta, pelaut, ataupun pegawai
pemerintah. Bahan-bahan deskripsi itu kemudian disebut sebagai etnografi,
atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Isi dari deskripsi itu terkesan aneh di
mata orang Eropa, namun hal itu amat menarik perhatian kalangan terpelajar di
Eropa Barat di Sebagian orang Eropa menganggap bangsa-bangsa pribumi itu adalah
manusia liar, turunan iblis, dan sebagainya. Sehingga timbul istilah savages,
dan primitives, sebutan bagi penduduk asli di Asia, Afrika, dan
Amerika.
a. Sebagian orang Eropa menganggap bahwa manusia
dari tanah Asia, Afrika, dan Amerika itu adlah contoh dari manusia murni, yang
belum kemasukan hasutan kejahatan dan keburukan yang sudah terjadi di Eropa.
b.
Sebagian orang Eropa tertarik dengan adapt-istiadat yang aneh, dan
mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa primitive
tersebut. Kumpulan itu kemudian dihimpun menjadi satu dan diperlihatkan kepada
umum(museum).
2.
Fase Kedua (Pertengahan Abad Ke-19)
Ketika sekitar tahun 1860 ada beberapa karangan
yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam
berbagai tingkat evolusi, lahirlah antropologi. Ilmu itu bersifat akademis.
Mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapatkan
pengertian mengenai tingkat-tingkat kuno dalam sejarah dan sejarah penyebaran
kebudayaan manusia di muka bumi.
3.
Fase Ketiga
(Permulaan
abad 20)
Dalam fase ini, ilmu antropologi menjadi sangat
penting. Orang-orang Eropa mempelajari kebudayaan suku-suku bangsa di luar
Eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian
tentang masyarakat kini yang kompleks.
4.
Fase
Keempat (Sesudah 1930)
Ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang
paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih
teliti, maupun mengenai ketajaman metode-metode ilmiahnya. Pokok atau sasaran
para ahli antropologi tidak lagi hanya suku-suku bangsa primitive yang ada di
luar benua Eropa, melainkan juga daerah di pedesaan pada umumnya, ditinjau dari
sudut anekawarna fisiknya, masyarakatnya, serta budayanya.
Difinisi
Antropologi Menurut Para Ahli. Ada beberapa definisi mengenai antropologi antara lain:
a.
Keesing (1981) , Antropologi adalah kajian tentang
manusia.
b.
Haviland (1985), Antropologi adalah studi tentang manusia dan
perilakunya dan melaluinya dibeperoleh pengertian lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
c.
Kamus Antropologi dan Ariyono Suyono (1985), Antropologi adalah
suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta
kebudayaannya.
d.
Koentjaraningrat (1990), Ilmu antropologi memperhatikan lima
masalah mengenai makhluk hidup yaitu :
1. Masalah Perkembangan manusia sebagai makhluk
biologis
2. Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk
manusia, dipandang dari sudut cirri-ciri tubuhnya.
3. Masalah sejarah asal, perkembangan, serta
penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia.
4. Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna
kebudayaan manusia di seluruh dunia.
5. Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan
manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku bangsa yang tersebar di
seluruh bumi pada zaman sekarang ini.
2.9
Konsep
Dasar Psikologi Sosial
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya,
psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan
"-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang
mempelajari tentang jiwa. Ilmu tersebut
menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan
situasi-situasi social, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya
termasuk di dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayanya.
Psikologi social juga merupakan suatu ilmu
pengetahuan baru dalam abad modern. Ilmu ini mulai di rintis pada tahun 1930 di
amerika serikat dan kemudian juga di Negara-negara lain. Sebagai displin ilmu
yang relatif baru dalam perkembangannya ia banyak menggunakan materi-materi
yang sudah tersedia dalam disiplin ilmu social lainnya, seperti dari sosiologi
dan antropologi misalnya konsep-konsep tentang norma,sruktur social dan peranan
adalah konsep yang di ambil dari disiplin ilmu yang sudah lebih dahulu
berkembang. Pengkajian psikologi social akan dapat memberi gambaran tentang apa
pengertian psikologi social dan apa saja yang menjadi objek dalam studinya.
Mempelajari modul Psikologi Sosial merupakan pangkal otak untuk mengetahui
lebih lanjut tentang prinsip-prinsip maupun proses dan tingkah laku seseorang
sebagai mahluk social.
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang
ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya
pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan
kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu
sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama
didunia. Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi
pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka
metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya
laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt
diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi
memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
·
Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa
tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan
yang bersifat deskriptif.
·
Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa,
bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
·
Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan
Ruang Lingkup Psikologi Sosial
Psikologi
sosial mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu:
· Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi tentang
persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
· Studi tentang proses-proses individual bersama,
seperti bahasa, sikap sosial, perilaku
meniru dan
lain-lain
· Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Ilmu Pengetahuan Sosial
memprogramkan pendidikan dengan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu social
untuk membina warga negara yang baik. Dalam kaitannya dalam pengajaran terhadan
calon guru sekolah dasar, ilmu pengetahuan social memberikan pemantapan wawasan
tentang konsep-konsep dan keterampilan dasar pendidikan IPS sekolah dasar.
Dalam kehidupan sehari-hari IPS memberikan pedoman tata cara untuk
berinteraksis antar individu maupun kelompok dengan baik.
Hubungan antara fakta,
konsep, dan generalisasi sangatlah erat, fakta merupakan segala sesuatu yang
dapat dihayati/dipahami yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan,
sedangkan konsep merupakan susunan fakta-fakta secara sistematik yang berkaitan
antar fakta didalamnya. Dan generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan
antar konsep yang mengandung fakta-fakta di dalamnya. Sehingga antar fakta,
konsep, dan generalisasi merupakan suatu kepaduan yang utuh dalam
penyusunannya.
Dalam setiap disiplin
ilmu sosial akan terdapat konsep-konsep yang terkandung didalmnya. Ada beberapa
konsep yang terdapat dalam ilmu social,yaitu: konsep dasar ilmu sejarah,
konsep dasar
geografi, konsep dasar ilmu ekonomi, konsep dasar ilmu politik dan
kepemerintahan, konsep dasar sosiologi, konsep dasar antropologi dan konsep
psikologi social.
3.2
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan ilmu sosial di dalam masyarakat hendaknya
dijadikan pedoman dalam beriteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dalam pembuatan konsep untuk menyusun suatu
generalisasi hendaknya kita mencari dan menggunakan fakta-fakta yang sistematik
sesuai dengan konsep dan generalisasi yang akan kita buat.
3. Sebagai calon guru SD hendaknya mampu memahami
konsep-konsep yang terkandung didalam setiap disiplin ilmu social dengan baik.
Daftar
Pustaka
Samlawi Fakih dan
Maftuh Bunyamin,1998: Konsep Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
JendralPendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bandung.
Tim Pengajar IPS, Materi
IPS, Singaraja: Penerbit Universitas Pendidikan Ganesha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar